Biokimia Nutrisi (Penetapan Kadar Kalsium)

Tinjauan Pustaka
Biokimia Nutrisi (Penetapan Kadar Kalsium)
Klik gambar untuk memperbesar

Ca merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh dan merupakan komponen paling penting dalam tulang dan gigi. Ca dalam tulang dan gigi terdapat sampai sebanyak 99 % dari total keseluruhan Ca yang ada dalam tubuh, sedang sisanya terdapat dalam cairan dan jaringan serta organ tubuh lainnya. Pada plasma hewan mamalia mengandung 8 -12 mg Ca per 100 cc, sedang plasma pada ayam petelur mengandung Ca lebih banyak (Kamal, 1982).
Kalsium atau fosfor berhubungan erat terutama perannya dalam pembentukan tulang. Kalsium juga essensial dalam pembekuan darah, dibutuhkan bersama dengan kalium dan Natrium untuk denyut jantung normal dan juga berhubungan dalam menjaga keseimbangan asam dan basa. Kalsium merupakan bagian essensial dalam saluran tubuh, namun mineral kalsium lebih terkonsentrasi dalam darah (Wahyu, 1991).
Ca adalah unsur kelima terbanyak dalam tubuh dan merupakan kation yang terbanyak. Ca terdapat dalam tulang bersama P dengan imbangan kira–kira 2 : 1, Mineral dalam tulang tediri dari dua senyawa Ca dan P, yaitu fase amorf atau fase non-kristalin dan fase kristalin. Kedua fase ini berbeda secara kimiawi dan fisik. Fase amorf adalah suatu hidrat trikalsium fosfat, sedangkan hidratnya berbentuk hidroksi apatit, Ca10(PO4)6 (OH)2 (Tilman et al., 1986).
Gejala defisiensi kalsium meliputi pertumbuhan terhambat, penurunan konsumsi makanan, kecepatan metabolisme basal yang tinggi, penurunan aktivitas dan kepekaan, osteophorosis dengan tingkat kalsium yang rendah, keadaan langkah yang abnormal, peka terhadap hemoragi, peningkatan volume urin, penurunan jangka waktu hidup, pada unggas penuurunan produksi telur dengan disertai kerabang tipis dan tetanus. Perubahan kimiawi terjadi dengan penurunan kadar Ca dalam konsentrasi kalsium dari serum darah dan penurunan kadar Ca dan Mg pada seluruh karkas (Poedjiadi, 1994).


Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah silica disk, penangas air, kertas saring bebas abu, labu ukur, lakmus biru, pipet tetes dan tabung Erlenmeyer.

Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah abu, HCl 10 %, HCl pekat, Aquadest, AgNO3, NaOH 4 N, Indikator karbon, dan larutan standar EDTA.

Metode
Preparasi Sampel. Abu hasil penetapan kadar abu ditambahkan 10 ml HCl pekat dan dipanaskan dalam penangas hingga volume maksimalnya tersisa sepertiga bagian. Kemudian ditambah dengan HCl 10 % dan dipanaskan kembali hingga volumenya sepertiga bagian, setelah itu ditambah dengan aquadest dan dipanaskan selama 10 menit. Kemudian disaring dengan kertas saring bebas abu kedalam labu ukur 500 ml dan dicuci dengan air panas sampai bebas asam (dicek dengan lakmus biru), untuk mengetahui filtrat telah bebas asam dapat di tes dengan menggunakan AgNO3. Kemudian ditambah air sampai tanda batas pada labu ukur. Filtrat disimpan untuk percobaan penetapan kadar Ca dan P.
Penentuan Kadar Kalsium. Larutan hasil preparasi sampel dimasukkan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan 25 ml aquadest. Setelah itu tambahkan 5 tetes NaOH 4N dan 6 tetes indikator karbon kemudian dititrasi dengan larutan standar EDTA sampai warna biru permanen (X ml), kemudian dibuat blanko.
Pembuatan Larutan Blanko. Dalam pembuatan blanko 25 ml aquadest dimasukkan dalam tabung Erlenmeyer dan ditambah 3 tetes NaOH dan 6 tetes indikator karbon kemudian dititrasi dengan larutan standar EDTA sampai warna biru permanen (Y ml).
    Perhitungan:
                 (X-Y) x N EDTA x 20,04 x faKtor pengenceran
% Ca = ————————————————————— x 100%
                                     berat sampel x 1000

Keterangan
X = kadar Ca
Y = hasil absorbansinya.


Hasil dan Pembahasan

Prinsip kerja dari penetapan kadar Ca adalah preparasi sampel dan tahap penentuan kadar kalsium dengan EDTA. Pertama-tama abu hasil penetapan kadar abu ditambah dengan HCl pekat dan dipanaskan diatas penangas air hingga volume maksimalnya tinggal 1/3 bagian dan ditambah lagi dengan HCl 10%, dipanaskan lagi hingga volumenya tinggal 1/3 bagian. Disaring melalui kertas saring bebas abu ke dalam labu ukur 500 ml dan dicuci dengan air panas sampai bebas asam. Dalam mengetahui apakah filtrat telah bebas asam dapat dites juga dengan HNO3, kemudian ditambahkan air sampai tanda bebas pada labu ukur. Filtrat disimpan untuk penentuan kadar Ca dan P kemudian pada pembuatan blanko, prinsip kerjanya adalah diambil aquadest dan dimasukkan dalam tabung erlenmeyer. Ditambah 2-3 tetes NaOH. Dititrasi dengan standar EDTA sampai warna biru permanen (Y ml). Kemudian pipet larutan abu hasil preparasi ditambahakan aquadest dan ditambahakn NaOH 4 N dan indikator calcon. Dititrasi dengan standat EDTA sampai warna biru permanen (X ml) selanjutnya dihitung.
Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini bahwa penetapan kadar kalsium dari tepung tulang adalah 10,08%, hal tersebut tidak sesuai dengan literatur. Menurut Tillman et al (1998), kadar kalsium dari tepung tulang yang dibakar adalah 22%, perbedaan ini terjadi karena faktor pengenceran, pengenceran yang dilakukan dalam praktikum kali ini masih kurang karena kadar Ca(%) praktikum masih setengah kali dari kadar Ca(%) dasar teorinya. Kalsium dan phosphor dalam tulang biasanya dalam perbandingan 2:1. dari hasil praktikum diperoleh bahwa kadar phosphor lebih besar dua kali dari pada kalsium. Dismping itu, kadar kalsium dapat dipengaruhi oleh kualitas bahan yang digunakan, tempat, waktu, serta metode pengolahannya.


Kesimpulan

Dari hasil praktikum dapat dusimpulkan bahwa nilai atau besarnya kalsium berbanding lurus dengan dengan besarnya nilai titrasi sampel dikurangi dengn nilai titrasi standar blanko, normalitas EDTA, dan faktor pengenceran. Disamping itu, semakin besar kalsium maka nilai sampelnya akan semakin kecil dan sebaliknya semakin besar nilai sampelnya maka semakin kecil kalsiumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium diantaranya faktor pengenceran, kualitas bahan yang digunakan, tempat, waktu, serta metode pengolahannya.


DAFTAR PUSTAKA
Kamal, M. 1982 Ilmu Makanan Ternak Umum. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Poedjiadi, A. 1994. Dasar – Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Tilman, A. D, Hartadi, H., Reksohadiprojo, S., Prawirokusumo, S., Lebdosukojo, S., 1986. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wahyu, J. 1991. Ilmu Nutrisi Unggas. Institut Pertanian Bogor. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


Lampiran

Pada praktikum penentuan kadar kalsium digunakan persamaan sebagai berikut:

                 (X-Y) x N EDTA x 20,04 x faktor pengenceran
% Ca = ————————————————————— x 100%
                                     berat sampel x 1000

Diketahui:   X                                                : 0,98
                    Y                                     : 0,74
                    N EDTA                         : 0,00985
                    Faktor Pengenceran   : 475 x 10 = 4.750
                    Berat sample                 : 2,072


               (X-Y) x N EDTA x 20,04 x faktor pengenceran
% Ca = ————————————————————— x 100%
                                    berat sampel x 1000
               
              (0,98-0,74) x 0,00985 x 20,04 x  4.750
% Ca = ————————————————— x 100%
                                   2,072 x 1000
               
                     225,02
% Ca = ———————— x 100%
                        2072
               
% Ca = 10,8%
Jadi dapat diketahui bahwa Kalsium dalam abu sebanyak 10,8%.

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi dan Histologi (Ayam dan Domba)

Biokimia Dasar (Protein)