Genetika (Hukum Mendel)

Hukum Mendel
Genetika (Hukum Mendel)
Klik gambar untuk memperbesar
Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum mendelisme disiapkan alat tulis berupa pulpen, pensil, penghapus, dan kertas sebagai media penulisan.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum mendelisme disiapkan bahan-bahan berupa soal tertulis mengenai genotip, fenotip,pewarisan sifat, penyilangan dihibrid dan penyilangan trihibrid. Hal-hal tersebut merupakan simulasi pembuatan dan pembentukan gamet saat fertilisasi.

Metode
Praktikan mengerjakan studi kasus perbedaan fenotip dan genotip pada tanduk, warna bulu, dan ukuran tubuh sapi. Praktikan mengerjakan studi kasus pembentukan dan penggabungan


Hasil dan Pembahasan
Prinsip hukum mendel I dan II
Penelitian tentang penurunan sifat dari tetua kepada keturunannya pertama dilakukan pada tahun 1865 oleh gregor mendel yang untuk kemudian disebut dengan bapak genetika. Gregor mendel meneliti tanaman kacang kapri atau Pisum sativum yang berbatang tinggi disilangkan dengan kacang kapri berbatang pendek dan didapat hasil sifat-sifat induk tersebut diturunkan kepada keturunannya lewat gamet-gamet yang gen nya dalam alel akan mengalami segregasi secara bebas. Hukum mendel satu yang berbunyi pada waktu pembentukan gamet, terjadi segregasi (pemisahan) alel-alel suatu gen secara bebas dari diploid menjadi haploid (Manaf , 2004).
Peristiwa fertilisasi dikenal dengan konsep teori pewarisan yang melebur, konsep ini didasari atas kenyataan bahwa anak yang terlahir mempunyai kemiripan dari kedua tetuanya (Wartomo,1998). Prinsip hukum mendel I dan II , hukum mendel satu tentang hukum segregasi secara bebas dan hukum mendel dua tentang hukum pengelompokan gen secara bebas (Rifai, 2004).

Perbedaan fenotip dan genotip
Perbedaan fenotip dan genotip antara lain fenotip merupakan jumlah total kodrat struktur dan fungsi makhluk yang terlihat yang merupakan perwujudan interaksi antara genotip dan lingkungan, sedangkan genotip ialah konstitusi genetika suatu sesuatu makhluk untuk membedakannya dari penampilan fisiknya, sementara itu yang dimaksud fenotip ialah jumlah total kodrat struktur dan fungsi makhluk yang terlihat yang merupakan perwujudan interaksi genotip dengan lingkungannya (Rifai, 2004).
Simulasi pertama, terdapat sapi bertanduk (tt) yang disilangkan dengan sapi tidak bertanduk (TT) terbentuk F1 semuanya tidak bertanduk, (Tt) dari simulasi tersebut diketahui bahwa sapi tidak bertanduk memiliki sifat dominan terhadap sapi bertanduk. Selanjutnya sifat F1 disilangkan dengan sifat sesamanya dan menghasilkan F2, perbandingan genotip F2 ialah TT:Tt:tt yaitu 1:2:1 , perbandingan fenotip F2 tidak bertanduk : bertanduk yaitu 3 : 1 . hasil tersebut sesuai dengan hukum mendel yang menyebutkan apabila terjadi dominansi penuh pada persilangan monohybrid maka diperoleh keturunan dengan perbandingan fenotip 3:1 dan perbandingan genotip 1:2:1.
Simulasi kedua yaitu sapi bertanduk dengan warna kulit putih disilangkan dengan sapi tidak bertanduk dan warna kulit hitam. Sapi tidak bertanduk dengan warna kulit hitam dominan terhadap sapi kulit putih dan bertanduk, menghasilkan F1. Sapi F1 kemudian disilangkan dengan sesamanya sehingga diperoleh F2. Pada tetua TThh disilangkan dengan ttHH dihasilkan F1 TtHh , sesama F1 disilangkan dihasilkan 16 genotip, perbandingan fenotip bertanduk kulit hitam : bertanduk kulit putih : tidak bertanduk kulit hitam : tidak bertanduk kulit putih yaitu 9:3:3:1 , sedangkan perbandingan genotipnya 1:2:1:2:4:2:1:2:1.
Hasil simulasi tersebut sesuai dengan hukum mendel pada dominansi penuh dihibrid, maka akan terbentuk perbandingan fenotip 9:3:3:1 , dan perbandingan genotip 1:2:1:2:4:2:1:2:1 (Frank, 1997).
Simulasi ketiga terjadi persilangan trihibrid yaitu sapi tidak bertanduk (PP) , kulit hitam (BB), dan bertubuh besar (GG) dengan sapi bertanduk (pp), kulit putih (bb), dan bertubuh kecil (gg). Dari persilangan trihibrid tersebut diperoleh F1 dengan perbandingan genotip yaitu 27:9:9:9:3:3:3:1 , pada persilangan trihibrid memiliki 64 genotip. Hasil tersebut sesuai dengan hukum mendel.


Kesimpulan
Percobaan dan simulasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada persilangan monohibrid dominansi penuh akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan genotip 1:2:1 dan memiliki perbandingan fenotip 3 : 1 . pada persilangan dihibrid dominansi penuh menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotip 9:3:3:1, dan perbandingan genotip 1:2:1:2:4:2:1:2:1. Pada persilangan trihibrid diperoleh perbandingan fenotip 27:9:9:9:3:3:3:1 dan jumlah genotipnya adalah 64.


Daftar Pustaka
Frank, C.E.1997. The Study of Genes. New York : Grolier incorporated
Hardjosubroto, M. 1998. Pengantar Genetika Hewan. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Manaf, S., Endang W.2004.Biologi.Jakarta : Erlangga
Mien, R.2004. Kamus Biologi.Jakarta : Balai pustaka

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi dan Histologi (Ayam dan Domba)

Dasar Teknologi Hasil Ternak (Pengujian Kualitas Telur)