Mikrobiologi Dasar (Morfologi Jamur)
Tinjauan
Pustaka
Klik gambar untuk memperbesar |
Jamur merupakan kelompok
organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur
umumnya multiseluler (banyak sel). Cirri-ciri jamur berbeda-beda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan
reproduksinya.Struktur tubuh jamur tergantung jenisnya. Ada jamur yang bersel
satu, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler dan membentuk tubuh
buah besar yang ukurannya mencapai satu meter contohnya jamur kayu ( Pelczar,
1986 ).
Jamur
digolongkan menjadi tiga devisi yaitu Gymnomycotina, Mastigomycotina dan
Amastigomycotina. Divisi Gymnomycotina hanya memilikisatu kelas, yaitu
Myxomycetes. Devisi Mastigomycotina memiliki subdivisi yaitu
Haplomastigomycotina dan Diplomastigomycotina. Divisi Amastigomycotina memiliki $ kelas
Ascomycetes, zygomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Pengklasifikasian
jamur menjadi tiga devisi ini berdasarkan struktur somatik dan alat
reproduksinya. Devisi Mastigomuycotina mempunyai ciri khusus pada pembentukan
zoosporanya yang merupakan spora berflagela. Devisi Amastigomycotina merupakandevisi paling maju struktur somatiknya,
demikian pula struktur reproduksinya ( Volk, 1984 ).
Sebagian
jamur terdiri atas banyak sel yang menyusun benang-benang halus yang disebut
hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk suatu jalinan yang disebut miselium. Hifa
jamur dibedakan berdasarkan ada tidaknya sekat. Hanya sebagian kecil jamur yang
terdiri atas satu sel misalnya ragi. Pada umumnya dinding sel jamur tersusun
dari bahan kitin yaitu sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen. Sel-sel
jamur bersifat eukarion, yaitu mempunyai inti yang dibatasi oleh selaput inti (
Schlegel, 1994).
Materi
dan Metode
Materi
Alat.
Alat-alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah ose bermata, mikroskop, lampu spirtus,
gelas benda, dan gelas penutup.
Bahan.
Bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah biakan jamur yang terdiri dari Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae,
Rhizopus oligosporus.
Metode
Pertama-tama gelas benda
dibersihkan dengan alcohol sampai bebas lemak dan debu, kemudian ditetesi
dengan aquades dibagian tengahnya. Sedikit biakan jamur diambil sedikit dengan
menggunakan ose, kemudian diletakkan diatas gelas benda yang telah diberi
aquades. Jika masa miselia mengumpul, pisahkan dengan menggunakan dua buah
jarum preparat. Kemudian ditutup dengan gelas penutup dan diusahakan tidak
terdapat gelembung udara di dalam preparat. Diamati dengan perbesaran lemah
dengan mikroskop. Untuk jamur yang ukurannya kecil lanjutkan dengan perbesaran
sedang. Jika diperlukan amati bagian-bagian yang diinginkan dengan perbesaran
kuat menggunakan minyak imersi, khususnya untuk pengamatan bentuk dan struktur
spora atau konidia. Terakhir digambar dan beri keterangan-keterangan yang
lengkap.
Hasil
dan Pembahasan
Dalam percobaan ini, jamur
dilihat didalam mikroskop. Jenis jamur yang diamati adalah Aspergillus niger, Saccharomyces cerevisiae, Rhizopus oligosporus. Dari ketiga jenis jamur ini
ternyata memiliki bentuk yang berbeda-beda.
Saccharomyces
cerevisiae merupakan salah satu jamur yang berwarna putih. Jamur
jenis ini ditumbuhkan pada medium MEA. Setelah tumbuh pada medium MAE, Saccaharomyces
cerevisiae berwarna putih. Saat dewasa membentuk askospora, sehingga
jamur ini masuk kelas Ascomycotina (Pelczar,
1986). Di dalam mikroskop, Saccaromyces
cerevisiae terlihat seperti titik
kecil, titik kecil itu merupakan spora yang dibungkus oleh askus. Askus merupakan kantong-kantong yang membungkus
spora, sehingga spora akan terkumpul didalam askus itu.
Aspergillus
niger merupakan salah satu jenis
jamur yang masuk kelas Phycomycetes, sebab bisa diindentifikasi
dengan adanya konidia. Aspergillus niger pada fase stasioner warnanya menjadi hitam, sedangkan kultur
awalnya berwarna putih dalam medium PDA (Pelczar, 1986). Jamur ini memiliki hifa yang akan
kelihatan didalam mikroskop berwarna jernih.
Dalam medium PDA, Rhizopus oligosporus tidak lagi merupakan biakan murni, sebab terkontaminasi
jamur Aspergillus niger. Kontaminasi Aspergillus niger dalam medium PDA yang
berisi Rhizopus oligosporus karena
ada kontaniman yang masuk dan tumbuh, dimungkinkan karena ose belum
steril ataupun kultur murni yang dipakai sudah terkontaminasi oleh adanya jamur
lain (Pelczar, 1986). Jamur ini merupakan salah satu jenis jamur yang masuk
kelas Zygomycota, karena memiliki
spora yang bernama zygospora.
Kesimpulan
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa jamur terdiri dari berbagai
jenis. Dalam praktikum kali ini jamur yang digunakan adalah Aspergillus niger, Saccharomyces
cerevisiae, Rhizopus oligosporus.
Dalam mikroskop ketiga jamur ini memiliki bentuk yang berbeda, untuk Saccharomyces cerevisiae ia memiliki bentuk
yang kecil dan tidak terlalu jelas dan berwarna putih bila sudah tumbuh di
medium MEA. Lalu untuk Rhizopus oligosporus, ia memiliki warna hijau saat
stasioner bila ditanam pada medium PDA, tapi ternyata ada kontaminan dari Aspergillus
niger, jadi ada yang berwarna
hitam, Lalu untuk Aspergillus
niger, memiliki warna hitam saat fase stasioner, jamur ini
ditanam pada medium PDA.
Daftar Pustaka
Pelczar,
M.J, Chan, E.S.C. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan Ratna Siri Hadioetomo dkk. Indonesia University Press. Jakarta
Schlegel,
H.G. 1994. Mikrobiologi Umum. Terjemahan R.M Tedjo Baskoro dan Joke R.
Wattimena. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Volk.W.A
dan M.F. Wheeler. 1984. Basic Microbiology, fifth edition. Harper and Row,
Publisher, Inc.
Comments
Post a Comment