Genetika (Hibrida)
Hibrida
Klik gambar untuk memperbesar |
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum mendelisme
disiapkan alat tulis berupa pulpen, pensil, penghapus, dan kertas sebagai media
penulisan.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum mendelisme
disiapkan bahan-bahan berupa soal tertulis mengenai hibrida diantaranya test
cross,mencari probabilitas dan kombinasi genotip , gamet dan banyak individu
homozigotik. Hal-hal tersebut merupakan simulasi dari hibrida.
Metode
Soal perhitungan kombinasi gamet, genotip, dan
fenotip dikerjakan berdasarkan rumus untuk meramalkan efek yang timbul akibat
dari hibrida terutama penggunaan rumus segitiga pascal serta studi kasus
tentang metode hibrida dan studi kasus dikerjakan dengan menggunakan rumus
binomial untuk mencari peluang untuk mendapatkan anak dengan komposisi sex
tertentu.
Hasil dan Pembahasan
Pengertian hibrida
Hukum mendel diakui kebenaran dan manfaatnya,
muncul berbagai percobaan yang pada umumnya menggunakan tanaman dengan berbagai
beda sifat. Akibatnya muncul pula beberapa kaedah-kaedah tentang hasil
perkawinan antara tanaman yang memiliki beda sifat. Di bidang peternakan, hukum
mendel baru ditetapkan pada tahun 1902 oleh William Batteson pada ayam dan
kemudian pada sapi. Perkawinan antara dua jenis/bedasifat yang berlainan
disebut hibrida. Hibrida ialah turunan dari hasil persilangan antara dua tetua
yang berlainan sifat genetikannya, berlainan ras, varietas, jenis atau marganya
(Rifai, 2004).
Metode hibrida
Metode hibrida antara lain Silang
balik yaitu keturunan yang disilangkan kembali dengan tetuanya. Test cross yaitu
persilangan yang bertujuan untuk mengetahui suatu individu homozigot atau
heterozigot dengan disilangkan dengan gen resesif. Resiprok yaitu persilangan
kebalikan dari sebelumnya misalkan sapi jantan jenis A disilangkan dengan sapi
jenis B, menjadi sapi jantan jenis B disilangkan dengan sapi betina jenis A
(Rifai, 2004).
Perhitungan probabilitas
Rumus untuk meramalkan hibrida antara
lain Banyaknya macam gamet = 2n
n diatas
menandakan banyaknya beda sifat, angka “2” disebabkan karena setiap pasang alel
akan menjadi dua macam gamet. Jadi misalnya dalam hal monohibrid, misalnya
individu dengan susunan gen (Aa) disilangkan dengan (Aa), maka jumlah macam
gamet yang akan dihasilkannya adalah sebanyak 2n = 21 = 2 macam gamet, yaitu A
dan a.
Banyaknya
kombinasi genotip dari persilangan yang akan dihasilkan dari suatu perkawinan
hibrida dapat diramal menurut rumus sebagi berikut : Banyaknya kombinasi = (2n)2
Pada monohibrid,
misalnya perkawinan antara (Aa x Aa) akan terjadi kombinasi sebanyak (21)2 = 4,
yaitu AA, Aa, aA, dan aa. Sedang pada dihibrid misalnya perkawinan antara
(AaBb x AaBb) akan terjadi kombinasi sebanyak (22)2 = 16 kombinasi.
Banyaknya individu yang homosigotik
dari perkawinan hibrida mengikuti rumus sebagai berikut :
Jumlah individu yang homosigotik = 2n/(2n)2
Pada perkawinan monohibrid, jumlah individu yang homosigotik adalah sebesar : 21/(21)2=2/4
= 2/4 atau 50%, yaitu AA dan aa. Bentuk fenotip dalam hibrida yang mungkin
timbul dalam persilangan hibrida dapat diramal dengan menggunakan rumus
binomium ( a + b )n yang sering pula disebut sebagai “segitiga pascal”. Penggunaan rumus diatas adalah sebagai berikut
:
Hibrid 2 : (1 x
32) : (2 x 31) : (1 x 30)
Hibrid 3 : (1 x
33) : (3 x 32) : (3 x 31) : (1 x 30)
Rumus
Probabilitas
(Frank, 1997).
Simulasi pertama
persilangan antara kambing PpQqRrSsTT dengan PpQqRrSsTT. Diketahui jumlah sifat
beda yaitu 4, sehingga menhasilkan kombinasi gamet sebanyak 16,kombinasi
genotip 256, dan jumlah individu yang homozigot adalah 6,25%.
Simulasi kedua.
Persilangan sapi shorthorn hitam mulus (B?) dengan sapi shorthorn merah (bb),
menghasilkan keturunan hitam dan merah, berdasarkan data tersebut dapat
diketahui bahwa ?=b , sehingga sapi shorthorn hitam mulus yaitu bersifat
heterozigot (Bb).
Simulasi ketiga seekor sapi PFH
pertama kali beranak umur 3 tahun , dan dengan rumus probabilitas dapat
diketahui jumlah lahirnya 2 anak jantan dan 5 anak betina yaitu sebesar 0,164.
Kesimpulan
Hibrida ialah turunan dari hasil persilangan
antara dua tetua yang berlainan sifat genetikannya, berlainan ras, varietas,
jenis atau marganya. Metode hibrida antara lain Silang balik, test cross,
dan resiprok.
Simulasi persilangan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan dengan 4 sifat beda diperoleh gamet sebanyak
16,kombinasi genotip 256, dan jumlah individu yang homozigot 6,25%. Pada
simulasi kedua, genotip yang belum diketahui ialah b , sehingga sifat sapi
shorthorn dalam penyilangan yaitu heterozigot. Simulasi ketiga diketahui
probabilitas lahirnya anak sapi 2 jantan dan 5 betina sebesar 0,164.
Daftar
Pustaka
Frank, C.E.1997. The study of
Genes. New York : Grolier incorporated
Manaf, S., Endang
W.2004.Biologi.Jakarta : Erlangga
Mien, R.2004. Kamus
Biologi.Jakarta : Balai pustaka
Comments
Post a Comment