Jenis Buta Warna
Awal abad 19, Thomas Young mendalilkan bahwa mata harus berisi sel yang peka rangsangan yang tersusun dari partikel unsur atau butir yang bergerak-gerak dengan pajang gelombang cahaya tertentu. Partikel dengan jumlah tanpa batas akan diperlukan untuk menutupi keseluruhan spektrum, tetapi ini jelas mustahil sehingga sel yang peka rangsangan sebagai gantinya adalah sensitif ke sejumlah warna yang terbatas.
Banyak orang berpikir siapa pun yang dinyatakan sebagai "Buta Warna" berarti ia hanya bisa melihat warna hitam dan putih, seperti menonton film atau televisi hitam putih. Itu pemahaman yang tidak salah tetapi pada kenyataan nya dikehidupan sehari-hari penderita buta warna justru benyak yang bisa melihat banyak warna tetapi tidak bisa melihat warna merah ataupun hijau. Biasanya ketidakmampuan untuk bisa meliat warna merah ataupun hijau ini biasa disebut buta warna parsial sedangkan yang hanya mampu melihat warna hitam dan putih biasa disebut buta warna total (Monochromacy). Secara umu buta warna dibedakan menjadi 2 macam yaitu buta warna total dan buta warna parsial. Tetapi jika dilihat dari faktor penyebabnya, buta warna dapat dibedakan dalam bebrapa jenis. Berikut adalah jenis-jenis buta warna:
Pandangan pada mata normal |
1. Anomalous trichromacy
Anomalous trichromacy adalah gangguan penglihatan warna yang dapat disebabkan oleh faktor keturunan atau kerusakan pada mata setelah dewasa dan merupakan defisit penglihatan warna yang sering dijumpai. Anomalous trichrimacy terdiri dari protanomaly (1% laki-laki dan 0.01% wanita). penderita kurang sensitive terhadap warna merah, deuteranomaly (lebih umum pada 6% laki-laki, 0.4% wanita) penderita emah terhadap warna hijau, warna hijau tua diasumsikan sebagai warna hitam, dan tritanomaly (kejadian jarang pada laki-lakai danwanita). Pada anomalous trichromacy, penderita memiliki tiga sel kerucut yang lengkap , namun terjadi kerusakan mekanisme sensitivitas terhadap salah satu dari tiga sel reseptor warna tersebut. Pasien buta warna dapat melihat berbagai warna akan tetapi dengan interpretasi berbeda daripada normal. Kelainan yang paling sering ditemukan adalah:
a. Trikromat anomali, kelainan terdapat pada Short-walvelenght pigment (blue). Pigmen biru inibergeser kearea hijau dari spektrum merah. Penderita mempunyai ketiga pigmen kerucut akan tetapi satu tidak normal, kemungkinan gangguan dapat terletak hanya pada satu atau lebih pigmen kerucut. Pada anomali ini perbandingna merah hijau yang dipilih pada anomaloskop berbeda dibanding dengan orang normal.
Pandangan mata penderita Trikromat anomali |
b. Deutronomaly, disebabkan oleh kelainan bentuk middle -walvelenght (green) pigment dimana ditemukan cacat pada pigmen hijau sehingga diperlukan lebih banyak pigment hijau.
Pandangan mata penderita Deuteranomaly |
c. Protanomaly adalah tipe anomalous trichromacy dimana terjadi kelainan terhadap long-walvelenght (red) pigment, sehingga menyebabkan rendahnya sensitivitas terhadap warna merah yang mengakibatkan penderita protanomaly tidak akan mampu membedakan warna merah dan melihat campuran warna merah yang dilihat oleh mata normal. Penderita juga akan mengalami penglihatan yang buram terhadap spektrum warna merah. Hal ini mengakibatkan meraka dapat salah membedakan warna merah dan hitam.
Pandangan mata penderita Protanomaly |
2. Dichromacy
Dichromacy adalah jenis buta warna dimana salah satu dari tiga sel kerucut tidak ada atau tidak berfungsi. Akibat dari disfungsi salah satu pigmen pada sel kerucut, seseorang yang menderita dichromacy akan mengalami gangguan penglihatan terhadap warna-warna tertentu. Dichromacy dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pigmen yang rusak:
a. Protanopia adalah salah satu tipe dichromacy yang disebabkan oleh tidak adanya photoreceptor retina merah. Pada penderita protanopia, penglihatan terhadap warna merah tidak ada. Neutral point berada pada panjang gelombang 492nm (titik dimana penderita tidak bisa membedakan warna ini dengan warna putih). Penderita hanya melihat satu warna yang mendekati warna kuning. Oranye yang merupakan gabungan warna primer merah dan kuning hanya terlihat kuning oleh penderita. Warna merah dibingungkan dengan warna hitam atau abu-abu tua, Bungan merah muda yang merupakan kombinasi warna merah dan biru, terlihat hanya berwarna biru oleh penderita, demikian halnya dengan warna sekunder lain seperti ungu yang merupakan gabungan warna primer merah dan biru, hanya terlihat biru oleh penderita dan lampu lalu lintas yang berwarna merah dilihat padam oleh penderita, dan warna biru-hijau terlihat abu-abu oleh penderta. Dichromacy tipe ini terjadi 1% dari seluruh pria, keadaan yang paling sering ditemukan dengan cacat pada warna merah hijau sehingga sering dikenal dengan buta warna merah-hijau.
Pandangan mata penderita Protanopia |
b. Deutranopia adalah gangguan penglihatan terhadap warna yang disebabkan tidak adanya photoreceptor retina hijau. Kekurangan sensitivitas sel kerucut terhadap gelombang medium (medium walvelenght / M-cones) ini juga dikenal sebagai Daltonism. kelainannya menyrupai pada protanopia. Neutral point berada pada 498nm, sehingga warna yang memiliki panjang gelombang besar, lebih sulit dibedakan dengan warna putih. warna hijau, kuning dan merah sulit dinilai keran dilihat sama menyerupai warna merah, warna hijau gelap dilihat warna hitam, sedangkan warna violet, ungu dan biru terlihat sama oleh penderita. Warna hijau terlihat abu-abu oleh penderita. Pada defek penglihatan warna ini, intensitas cahayanya tidak mengalami perubahan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam membdeakan hue pada warna merah dan hijau (red-green hue discrimination).
Pandangan mata penderita Deuteranopia |
c. Tritanopia adalah keadaan dimana seseorang tidak memiliki short-walvelenght cone. Seseorang yang menderita tritanopia akan kesulitan dalam membedakan warna biru dan kuning dari spektrum cahaya tampak. Tritanopia disebut juga buta warna biru-kuning dan merupakan tipe dichromacy yang sangat jarang dijumpai (kurang dari 1% laki-laki).
Pandangan mata penderita Tritanopia |
3. Monochromacy
Monochromacy atau akromatopsia adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki sebuah pigmen cones atau tidak berfungsinya semua sel kerucut (cones cell). Pasien hanya mempunyai satu pigmen kerucut (monokromat rod atau batang). Pada monokromat kerucut hanya dapat membedakan warna dalam arti intensitasnya saja dan biasanya 6/30. Pada orang dengan buta warna total atau akromatopsia akan terdapat keluhan silau dan nistagmus dan bersifat autosomal resesif. Terdapat dua bentuk monokromatisme, walaupun penderitanya tidak memiliki diskriminasi warna sama sekali dengan kata lain hanya mampu membedakan tingkat kecerahan, akan tetapi adalah dua entitas yang berbeda, yaitu:
a. Monokromatisme rod (batang) atau disebut juga suatu akromatopsia dimana terdapat kelainan pada kedua mata bersama dengan keadaan lain seperti tajam penglihatan kurang dari 6/60, nistagmus, fotofobia, skotoma sentral, dan mungkin terjadi kelainan sentral hingga terdapat gangguan penglihatan warna total, hemeralopia (buta silang) tidak terdapat buta senja, dengan kelainan refraksi tinggi. Pada pemeriksaan dapat dilihat adanya makula dengan pigmen abnormal.
Pandangan mata penderita Achromatopsia |
b. Monokromatisme cone (kerucut), dimana terdapat hanya sedikti cacat, hal yang jarang, tajam penglihatan normal, tidak nistagmus.
Pandangan mata penderita Achromatomaly |
Comments
Post a Comment