Teknologi Hasil Ternak (Kulit)

TINJAUAN PUSTAKA
Teknologi Hasil Ternak (Kulit)
Klik gambar untuk memperbesar
Kulit hewan merupakan bahan mentah kulit samak, ia berupa tenunan dari tubuh hewan yang terbentuk dari sel-sel hidup serta hasil-hasilnya. Kulit hewan terdiri dari berbagai tenunan. Cara pembuatan kulit samak diantaranya adalah mengeluarkan tenunan yang tidak dapat disamak, kemudian menyamak tenunan yang tertinggal sedemikian rupa sehingga akan memperoleh sifat-sifat yang dikehendaki. Ditinjau dari segi histologis, kulit hewan mamalia mempunyai struktur yang bersamaan. Ia terdiri dari tiga lapisan yang jelas dalam struktur maupun asalnya. Ketiga lapisan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Epidermis
Merupakan lapisan paling luar dari lapisan yang lainnya, yang bebatasan langsung dengan lingkungan.
b. Corium (derma)
c. Hypodermis (subcutis), yang dikenal sebagai lapisan daging atau tenunan lemak (Muljono, 1981).
Lapisan retikulin pada corium sebagian besar terdiri dari anyaman serat kolagen yang tersusun secara berkas-berkas. Serat kolagen ini merupakan benang yang lurus atau agak berbelok-belok dalam berkas-berkas yang terbungkus oleh lembaran anyaman retikular. Berkas-berkas tersebut seolah-olah diliputi oleh substansi interfibril yang dapat mengeras jika dikeringkan (Muljono, 1981).
Komposisi kimia kulit berbeda-beda tergantung dari jenis, bangsa, umur dan jenis kelamin. Kulit terdiri dari air, protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan enzim. Komposisi kimia kulit segar terdiri dari 64% air, 33% protein, 2% lemak, 0,2% mineral dan 0,8% substansi lain. Dari 33% protein yang terkandung di dalam kulit terdiri dari 29% kolagen, 0,3% elastin, 0,2% keratin, 1% globulin dan albumin, 0,7% mucin dan mucoid (Soeparno et al., 2001)
Dalam kulit segar terdapat air lebih dari 50% dari bobot kulit sedangkan dalam kulit samak 14% saja. Kandungan air disini termasuk dalam darah dan lymphe ( Mann,1981 ).
Air. Air dalam kulit mentah dan kulit samak dibagi menjadi 3 golongan yaitu air bebas,air berasosiasi dan air terikat. Air bebas mudah menguap pada proses pengeringan kulit. Air berasosiasi adalah air yang bergabung dengan zat-zat kulit pada proses pengeringan kulit agas sukar menguap. Air terikat yaitu air yang terikat pada protein, pada proses pengeringan sangat sukar menguap (Soeparno, 2001). Air terikat secara khemis berjumlah sepertiga dari jumlah seluruhnya, air yang terikat secara kapiler berjumlah duapertiga dari seluruhnya, air yang terikat secara khemis dapat dihilangkan dengan pengeringan, air yang terikat secara kapiler dapat dihilangkan dengan memeras (BPK,1985).
Protein. Digolongkan menjadi dua yaitu protein fibros dan protein globular. Keduanya ini selalu terdapat dalam kulit mentah. Protein mempunyai pengaruh besar pada kulit adalah kalogen (BPK, 1985). Kulit mentah sangat sedikit mengandung protein glubolar. Albumin tidak larut dalam air dan larutan garam, sedangkan glubolin larut dalam larutan garam tetapi tidak larut dalam larutan air. Albumin dan globulin akan menjendal (presipitasi) bila dipanaskan.
Lemak. Kelenjar lemak berfungsi untuk meminyaki atau melumasi sel-sel rambut dan lapisan korneum pada epidermis. Banyak sedikitnya lemak yang terkandung di dalam kulit mempengaruhi sifat – sifat fisik kulit diantaranya kekuatan tarik, kemuluran, kuat tekuk dan ketahanan bengkuk serta mampengaruhi kekakuan dan kelemasan kulit ( De beukelar, 1978 ).
Karbohidrat. Karbohidrat berfungsi sebagai pelumas dan pelindung jaringan mukoid berperan dalam pembentukan jaringan elastis dan berfungsi untuk melumasi serabut elastis ( Soeparno , 2001 ).
Mineral. Mineral yang penting dari kulit mentah yaitu, Na, Ca, K, Mg, dan P. Ca berfungdi untuk rekatan sel – sel jaringan (Roddy, 1978 ).
Sifat – sifat fisik kulit ialah ketahanan kulit terhadap pengaruh – pengaruh luar antara lain pengaruh mekanik, kelembaban dan suhu luar. Kekerasan kulit dan kekuatannya dipengaruhi oleh kadar air, protein fibrus, protein globuler dan lemak yang ada dalam kulit.
Sifat-sifat kulit ialah ketahanan kulit terhadap pengaruh-pengaruh luar antara lain pengaruh mekanik, kelembaban dan suhu luar. Kekerasan kulit dan kekuatannya dipengaruhi oleh kadar air, protein fibrous, protein glubular dan lemak yang ada dalam kulit. Sifat-sifat fisik kulit juga ditentukan oleh struktur jaringan yaitu bentuk anyaman dan kepadatan berkas-berkas serabut kolagen dan komposisi kimianya. Kekuatan kulit terutama dipengaruhi oleh kekuatan kolagen, semakin bertambah umur, serabut kolagen menjadi semakin stabil, suhu kerut naik, sukar larut, dan ikatan silangnya bertambah banyak (Soeparno et al., 2001)
Berdasarkan bahan penyamak yang digunakan penyamakan kulit dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu: nabati, mineral, sintesis dan minyak. Sehingga bobot dan macam bahaya kerugian serata gangguan yang dapat ditimbulkan juga tergantung dari proses yang digunakan (Fitter dan Hay, 1991)
Kekuatan tarik (kg/cm2) ialah besarnya beban (kg) yang dibutuhkan untuk menarik contoh kulit berukuran panjang 5 cm, lebar 1 cm serta kecepatan penarikan 25 m per menit hingga contoh kulit tersebut putus. Bentuk anyaman, kepadatan berkas serabut kolagen, keutuhan serabut kolagen dan sudut anyaman ikut menentukan besarnya kekuatan tarik dan kemuluran. Komposisi kimia kulit seperti kadar protein, air dan lemak berpengaruh terhadap kekuatan tarik dan kemuluran. Lemak dan air berfungsi sebagai pelumas serabut kulit, sehingga licin dan pergeseran serabut satu dengan lainnya tidak menimbulkan kerusakan. Kulit yang kuat tariknya tinggi pada umumnya kemulurannya rendah, kuat tarik yang rendah persen kemulurannya selalu tinggi (Soeparno et al., 2001)
Kulit samak empuk akan disukai bila penyamakannya terkendali lagi, maka hasilnya tidak dapat lagi dipasarkan karena kulit samak tidak diketahui lagi sifat-sifat fisiknya seringkali menjadi mudah sobek dan ringan. Kulit demikian biasanya terlalu berkurang substansi kulitnya, serta serat kolagennya terlalu bercerai-cerai. Dua ilustrasi yang menunjukkan keadaan serat yang sedikit tercerai dan banyak terbuka atau terbelah (Muljono. 1981).
Pada penyamakan khrom, kulit yang mengandung banyak khrom bertendensi lebih empuk dan bersifat spons pada penyamakan nabati kulit yang disamak pendahuluannnya dengan Lignosulfonat dan sintan bertendensi menjadi empuk dan bersifat spons serta hasilnya pada umumnya bersifat rendah (Muljono, 1981)
Suhu kerut ialah suhu tertentu yang mengakibatkan contoh kulit mengalami pengerutan. Serabut-serabut kolagen atau kulit mentah akan mengerut lebih kurang sepertiga atau seperempat dari panjang semula jika dipanaskan dalam medium air pada suhu tertentu. Pemendekan serabut kolagen disebabkan hilangnya atau berubahnya rantai ikatan silang molekul kolagen. Pengerutan lebih banyak disebabkan oleh putusnya ikatan hidrogen dari rantai polipeptida. Banyaknya kandungan air di dalam molekul kolagen juga memperngaruhi tinggi rendahnya suhu kerut, kandungan air yang tinggi menyebabkan suhu kerut rendah sebaliknya kandungan air yang rendah menyebabkan suhu kerut tinggi (Soeparno et al., 2001).
Kerut maksimal dinyatakan sebagai pengerutan kulit yang disebabkan oleh pemanasan dengan air mendidih selama 15 menit yang dinyatakan dalam persentase (Nayudamma, 1978).
Kulit ternak mempunyai banyak fungsi antara lain melindungi hewan dari bagian luar, melindungi jaringan yang ada di bawahnya, memberi bentuk, menerima rangsang dari lingkungan, mengatur suhu tubuh, menyinpan cadangan bahan pakan pada homoeterm, menghasikkan vitamin D, menyediakan susu bagi ternak mamalia dan alat gerak pada ikan maupun bangsa burung. Fungsi utama kulit adalah untuk melindungi dan menutup organ ataupun jaringan yang ada di bawahnya dari pengaruh luar tubuh misalnya bakteri, tekanan fisik dan radiasi siner ultraviolet (Soeparno, 2001).


Materi dan Metode
MATERI

1. Uji kekuatan tarik dan kemuluran kulit
Alat. Peralatan yang dipergunakan untuk menguji kekuatan tarik dan kemuluran kulit adalah tensile strength meter, jangka sorong, tatah untuk membuat pola sampel, penggaris dan beban sesuai kebutuhan.
Bahan. Bahan yang dipergunakan untuk menguji kekuatan tarik dan kemuluran adalah kulit samak nabati kambing.
2. Uji Suhu Kerut
Alat. Peralatan yang digunakan untuk menguji suhu kerut adalah shrinkage meter, becker glass, aquades, kompor pemanas, termometer dan gliserin.
Bahan. Bahan yang dipergunakan untuk menguji suhu kerut adalah kulit samak nabati kambing.
3. Uji Kerut Maksimal
Alat. Peralatan yang dipergunakan dalam uji kerut maksimal adalah shrinkage meter, becker glasss, aquades, kompor pemanas dan termometer
Bahan. Bahan yang dipergunakan dalam uji suhu kerut maksimal adalah kulit samak nabati >dari kambing.

METODE
1. Uji Kerut Maksimal

panjang akhir – panjang awal
% kemuluran = —————————————    x 100%
                                         panjang awal

Sampel kulit dibuat pada gambar diatas. Sebelum diujisampel kulit diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong pada tiga bagian. Sampel kulit kemudian dijepit pada pesawat tensile strength meter dari scopper, dengan jarak antar penjepit 5 cm. Skala yang menunjukkan beban maksimum dan angka pertambahan panjang diatur pada angka nol. Pesawat dijalankan sampai kulit putus dengan menambahkan benab sedikit demi sedikit. Berat beban yang dibutuhkan sampai sampel kulit menjadi putus ditimbang dan angka pertambahan panjang sampel kulit pada skala di catat.
2. Uji Suhu Kerut
Sampel kulit berukuran 1,2 cmx7,5 cm (gambar diatas) dipasang pada alat yang disebut shrinkage meter, yaitu dengan menjepit kedua ujung sampel tersebut. Setelah suhu air pada tabung pengujian mancapai 50°C , sampel kulit bersama penjepitnya digeser masuk ke dalam tabung sampai seluruh bagian tercelup dalam air. Suhu air dalam tabung kemudian dinaikkan 3°C setiap menit sampai sampel kulit memendek atau mengkerut. Skala pengerutan diamati, apabila tanda pada benang yang mula-mula tepat pada skala sudah bergeser ke kiri maka suhu kerut sudah tercapai.
3. Uji kekuatan tarik dan kemuluran kulit
Sampel kulit dari pengujian suhu kerut dibiarkan dalam larutan sampai suhu larutan mancapai 100°C, kemudian dididihkan dalam larutan tersebut sampai 15 menit. Setelah aitu sampel kulit diangkat dan diukur panjang akhir dari sampel. Kerut maksimal diukur sebagai pengerutan kulit yang disebabkan oleh pemanasan dengan air mendidih selama 15 menit yang dinyatakan dalam persentase.Rumus yang digunakan
                                     panjang awal – panjang akhir
            Persentase kerut maksimal = ————————————— x 100%
                                    panjang awal


Hasil dan Pembahasan
Hasil
Tabel 1
Uji kerut dan kemuluran
I
II
III
IV
V
Jenis kulit
Kulit samak nabati kambing
Kulit samak nabati kambing
Kulit samak nabati kambing
Kulit samak nabati kambing
Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit
0,077 cm
0,073 cm
0,0633 cm
0,0633 cm
0,09 cm
Lebar kulit
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
Luas permukaan kulit
0,077 cm2
0,073 cm2
0,0633 cm2
0,0633 cm2
0,09 cm2
Panjang awal kulit
4,5 cm
5,7 cm
4,5 cm
4,5 cm
4,5 cm
Panjang akhir kulit
5,5 cm
7,3 cm
5,2 cm
5 cm
5,4 cm
Beban yang dibutuhkan
1,36 kg
0,68 kg
1,36 kg
1,134 kg
1,179 kg
Kekuatan tarik
176,62 kg/cm2
93,15 kg/cm2
214,98 kg/cm2
179,14 kg/cm2
131 kg/ cm2
% kemuluran
22,22%
28,07%
15,56%
17,78%
20%


Tabel 2
Uji suhu kerut dan kerut maksimal
Hasil
Jenis kulit
Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit
0,08 cm
Lebar kulit
1,2 cm
Panjang awal kulit
9 cm
Waktu yang dibutuhkan
20 menit
Suhu kerut
97°C
Panjang akhir kulit
5,8 cm
% pengerutan
35,56 %

Pembahasan
1. Kekuatan tarik dan kemuluran kulit
Dari hasil percobaan diperoleh beberapa data kekuatan tarik dan persentase kemuluran. Data tersebut ada yang berada diatas standard kisaran normal kekuatan tarik dan kemuluran yaitu 158 kg/ cm2 dan ada yang berada dibawah standar kisaran normal. Pada persentase kemuluran rata-rata berada di bawah standar kisaran normal yaitu 55 %. Hal ini dipengaruhi oleh umur ternak, karena umur ternak mempengaruhi banyak sedikitnya protein dan serabut kolagen atau kekuatan kolagen pada kulit. Semakin bertambah umur ternak serabut kolagen pada kulitnya semakin stabil dan ikatan silangnya bertambah banyak sehingga kekuatan tarik semakin tinggi dan persentase kemulurannya rendah (Soeparno et al., 2001). Umur selain mempengaruhi sifat-sifat alami kulitnya, juga dapat menurunkan mutu secara langsung, karena semakin tua akan semakin banyak mengalami luka-luka, seperti luka bakar, dan sebagainya. Jadi kulit hewan tua mungkin saja merupakan bahan baku yang bermutu sangat rendah untuk disamak (Muljono, 1981). Lama penyimpanan kulit juga mengakibatkan tingkat kekuatan tarik menjadi kecil karena banyak serabut kolagen yang telah rusak sehingga mudah putus.
Kualitas penyamakan kulit juga mempengaruhi tingkat kekuatan tarik dan kemuluran kulit. Dalam penyamakan kulit ada yang hasil penyamakannya sempurna dan ada yang tidak karena zat penyamak yang digunakan dalam penyamakan juga menentukan kualitas kekuatan tarik dan kemuluran. Ada dua zat bahan penyamak yaitu: dari bahan nabati misalnya pollard akasia, pohong pinang dan penyamak dari khrom. Dari bahan khrom kualitasnya lebih baik daripada sampel kulit yang kurang akurat. Pemberian lubang yang tidak sejajar / simetris dan pemasangan pada alat tensile strength meter yang kurang kuat mengakibatkan kulit mudah putus (kekuatan tarik kecil dan kemulurannya juga kecil)
2. Suhu kerut
Pada percobaan suhu kerut digunakan dua larutan yang dicampur yaitu air dengan gliserin, perbandingan antara keduanya yaitu air 80% dan gliserin 20%. Dalam percobaan suhu kerut air dipanaskan pada suhu 100°C sehingga air harus dicampur dengan senyawa lain agar pada saat suhunya sudah mencapai 100°C dan dipanaskan selama 15 menit  airnya sudah banyak yang menguap tetapi masih meninggalkan cairan untuk mengukur suhu kerut dalam hal ini gliserin karena titik didih gliserin lebih dari 100°C. Perbandingan antara gliserin dan air 20% banding 80% karena gliserin harganya mahal sehingga hanya diperlukan sedikit gliserin. Dari hasil percobaan, diperoleh suhu kerut sebesar 97°C. Hal ini menunjukkan bahwa kulit tersebut mencapai suhu kerut standard. Karena suhu kerut standard pada kulit berkisar antara 80-110°C. Suhu kerut tersebut tercapai apabila tanda pada benang yang mula-mula tepat pada skala bergeser kekanan kemudian bergeser kekiri tetapi ada juga yang langsung bergeser kekiri. Besar kecilnya suhu kerut dipengaruhi oleh benyaknya kandungan air didalam molekul kolagen, kandungan air yang tinggi menyebabkan suhu kerut rendah, sebaliknya kendungan air yang rendah menyebabkan suhu kerut tinggi (soeparno et al., 2001).
3. Kerut maksimal
Dari hasil percobaan, diperoleh persentase kerut maksimal sebesar 35, 56%.Hal ini menunjukkan bahwa kulit mencapai persentase kerut maksimal sesuai standar karena standar dari persentase kerut maksimal adalah sekitar seperempat sampai sepertiga dari panjang awal kulit. Serabut-serabut kolagen atau kulit mentah akan mengkerut lebih kurang sepertiga atau seperempat dari panjang semula jika dipanaskan dalam medium air pada suhu tertentu. Pemendekan serabut kolagen disebabakan hilangnya atau berubahnya rantai ikatan silang molekul kolagen. Pengerutan lebih banyak disebabkan oleh putusnya ikatan hidrogen dari rantai polipeptida.


Kesimpulan
Kekerasan kulit dan kekuatan kulit dipengaruhi oleh kadar air, proten fibrous, protein globular dan lemak yang ada di dalam kulit, serta dipengaruhi juga oleh berkas-berkas serabut kolagen. Umur ternak berpengaruh terhadap kekuatan kolagen, semakin bertambah umur serabut kolagen menjadi semakin stabil/ suhu kerut naik, sukar larut, dan ikatan silangnya bertambah banyak. Bentuk anyaman, kepadatan berkas-berkas serabut kolagen, keutuhan serabut kolagen dan sudut anyaman menentukan besarnya kekuatan tarik dan kemuluran. Selain itu juga komposisi kimia kulit seperti kadar protein, air dan lemak mempengaruhi kekuatan tarik dan kemuluran. Suhu kerut adalah suhu tertentu yang mengakibatkan kulit mengalami pengerutan. Serabut-serabut kolagen atau kulit mentah akan mengkerut lebih kurang sepertiga atau seperempat dari panjang semula jika dipanaskan dalam medium air pada suhu tertentu. Pemendekan serabut kolagen disebabkan hilangnya atau berubahnya rantai ikatan silang molekul kolagen. Banyaknya kandungan air didalam molekul kolagen juga mempengaruhi tinggi rendahnya suhu kerut, kandungan air yang tinggi menyebabkan suhu kerut rendah, sebaliknya kandungan air yang rendah menyebabkan suhu kerut tinggi.


Daftar Pustaka

Soeparno, et all. 2001. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Jurusan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Judoamidjojo, Muljono. 1981. Defek defek Pada Kulit Mentah dan Kulit Samak. Instiut Pertanian Bogor, Bogor
Fitter, A.H and R. KM Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonimous . 1983. Data for Tanners Badische Anilin and sad fabrits AG (BASF)Ludawing Stater West Germany.
Balai penelitian kulit, 1985. Standar Industri Indonesia. Departemen Perindustrian Yogyakarta.
De beukelar,F.L.1978. Preservation of Hides and Skins. In the chemistry and Technologi of leathe. O , Flaherty, W.T. Roddy and R.M. Lollar. Robert E. Krieger publ co. Huntington, New york.
Djojowidagdo, S. B. Wikantandi dan suparno. 1988. Pengaruh beberapa cara pengawetan kulit mentah terhadap kekuatan tarik dan kemuluran kulit samak jadi. Laporan penelitian Lembaga penelitian UGM, Yogyakarta.
I.Mann. 1981. Teknik Penyamakan Kulit untuk Pedesaan. Angkasa: Bandung.
Roddy, W.T. 1978. Histology Of Animal Skins. In The Chemistry And Technologi Of Leather.Edited By O Flaherty, F, CO, New York.P. 4 – 40.
Nauuddama , 1978. Shringkage Phenomena. Publishing C O. New York.
Soeparno, Indratiningsih, Suharjono Triatmojo, Rihastuti. 2001. Dasar teknologi Hasil Ternak. Jurusan Tekhnologi Hasil Ternak. Fakultas UG.


LAMPIRAN PERHITUNGAN
Uji kekuatan tarik dan kemuluran
Sampel 1
Diketahui:
Jenis kulit                                : Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit                               : 0,07 cm; 0,08 cm; 0,07 cm
Lebar kulit                               : 1 cm
Luas penampang kulit             : 0,077 cm2
Panjang awal kulit                   : 4,5 cm
Panjang akhir kuli                   : 5,5 cm
Beban yang dibutuhkan          : 1,36 kg
Ditanyakan: a. kekuatan tarik.....?
                        b. %kemuluran......?
Jawab:
a. F1 x l1 = F2 x l2
m1 x g x l1 = m2 x g x l2
m1 x 1 = m2 x 10
m1 = 1,36 x 10
m1 = 13,6 kg
                                   massa beban (m1)
Kekuatan tarik = ———————————
                                 luas penampang (A)
                                        massa beban (m­1)       
                        = —————————————
                               tebal rata-rata x lebar sampel
                                     13,6 kg                     
                        = ————————
                              0,077 cm x 1 cm   
                                13,6 kg   
                        = —————
                              0,077 cm2
                        = 176,62 kg/ cm2
                              panjang akhir – panjang awal
b. % kemuluran = ———————————— x 100%
                                            panjang awal
                               5,5 – 4,5  
                        = ————— x 100%
                                   4,5
                        = 22,22%

Sampel 2
Diketahui:
Jenis kulit                                : Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit                               : 0,07 cm; 0,07 cm; 0,08 cm (rata-rata 0,073 cm)
Lebar kulit                               : 1 cm
Luas penampang kulit             : 0,073 cm2
Panjang awal kulit                   : 4,7 cm
Panjang akhir kuli                   : 7,3 cm
Beban yang dibutuhkan          : 0,68 kg
Ditanyakan: a. kekuatan tarik.....?
                        b. %kemuluran......?
Jawab:
a. F1 x l1 = F2 x l2
m1 x g x l1 = m2 x g x l2
m1 x 1 = m2 x 10
m1 = 0,68 x 10
m1 = 6,8 kg
                                   massa beban (m1)
Kekuatan tarik = ———————————
                                 luas penampang (A)
                                        massa beban (m­1)       
                        = —————————————
                               tebal rata-rata x lebar sampel
                                       6,8 kg                     
                        = ————————
                              0,073 cm x 1 cm   
                                 6,8 kg    
                        = —————
                              0,073 cm2
                        = 93, 15 kg/ cm2
                              panjang akhir – panjang awal
b. % kemuluran = ———————————— x 100%
                                            panjang awal
                               7,3 – 5,7  
                        = ————— x 100%
                                   5,7
                        = 28,07%

Sampel 3
Diketahui:
Jenis kulit                                : Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit                               : 0,06 cm; 0,07 cm; 0,06 cm (rata-rata 0,0633 cm)
Lebar kulit                               : 1 cm
Luas penampang kulit             : 0,0633 cm2
Panjang awal kulit                   : 4,5 cm
Panjang akhir kuli                   : 5,2 cm
Beban yang dibutuhkan          : 1,36 kg
Ditanyakan: a. kekuatan tarik.....?
                        b. %kemuluran......?
Jawab:
a. F1 x l1 = F2 x l2
m1 x g x l1 = m2 x g x l2
m1 x 1 = m2 x 10
m1 = 1,36 x 10
m1 = 13,6 kg
                                   massa beban (m1)
Kekuatan tarik = ———————————
                                 luas penampang (A)
                                        massa beban (m­1)       
                        = —————————————
                               tebal rata-rata x lebar sampel
                                       13,6 kg                   
                        = ————————
                              0,0633 cm x 1 cm 
                                13,6 kg   
                        = —————
                             0,0633 cm2
                        = 214,98 kg/ cm2
                              panjang akhir – panjang awal
b. % kemuluran = ———————————— x 100%
                                            panjang awal
                               5,2 – 4,5  
                        = ————— x 100%
                                   4,5
                        = 15,56%

Sampel 4
Diketahui:
Jenis kulit                                : Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit                               : 0,06 cm; 0,07 cm; 0,06 cm (rata-rata 0,0633 cm)
Lebar kulit                               : 1 cm
Luas penampang kulit             : 0,0633 cm2
Panjang awal kulit                   : 4,5 cm
Panjang akhir kuli                   : 5 cm
Beban yang dibutuhkan          : 1,134 kg
Ditanyakan: a. kekuatan tarik.....?
                        b. %kemuluran......?
Jawab:
a. F1 x l1 = F2 x l2
m1 x g x l1 = m2 x g x l2
m1 x 1 = m2 x 10
m1 = 1,134 x 10
m1 = 11,34 kg
                                   massa beban (m1)
Kekuatan tarik = ———————————
                                 luas penampang (A)
                                        massa beban (m­1)       
                        = —————————————
                               tebal rata-rata x lebar sampel
                                       11,34 kg                 
                        = ————————
                              0,0633 cm x 1 cm 
                                11,34 kg 
                        = —————
                             0,0633 cm2
                        = 179,14 kg/ cm2
                              panjang akhir – panjang awal
b. % kemuluran = ———————————— x 100%
                                            panjang awal
                               5,3 – 4,5  
                        = ————— x 100%
                                   4,5
                        = 17,78%

Sampel 5
Diketahui:
Jenis kulit                                : Kulit samak nabati kambing
Tebal kulit                               : 0,07 cm; 0,10 cm; 0,10 cm (rata-rata 0,09 cm)
Lebar kulit                               : 1 cm
Luas penampang kulit             : 0,09 cm2
Panjang awal kulit                   : 4,5 cm
Panjang akhir kuli                   : 5,4 cm
Beban yang dibutuhkan          : 1,179 kg
Ditanyakan: a. kekuatan tarik.....?
                        b. %kemuluran......?
Jawab:
a. F1 x l1 = F2 x l2
m1 x g x l1 = m2 x g x l2
m1 x 1 = m2 x 10
m1 = 1,179 x 10
m1 = 11,79 kg
                                   massa beban (m1)
Kekuatan tarik = ———————————
                                 luas penampang (A)
                                        massa beban (m­1)       
                        = —————————————
                               tebal rata-rata x lebar sampel
                                       11,79 kg                 
                        = ————————
                              0,09 cm x 1 cm
                                11,79 kg 
                        = —————
                               0,09 cm2
                        = 131 kg/ cm2
                              panjang akhir – panjang awal
b. % kemuluran = ———————————— x 100%
                                            panjang awal
                               5,4 – 4,5  
                        = ————— x 100%
                                   4,5
                        = 20%

Uji suhu kerut dan kerut maksimal
Diketahui:
Jenis kulit                                : kulit samak nabati kambing
Tebal kulit                               :   0,08 cm
Lebar kulit                               :   1,2 cm
Panjang awal kulit                   :   9 cm
Waktu yang dibutuhkan         : 20 menit
Suhu kerut                               : 97oC
Panjang akhir kerut                 :   5,8 cm
Ditanyakan: % pengerutan.....?
Jawab:
                               panjang awal – panjang akhir
% pengerutan= ——————————————  x 100%
                                           panjang awal
                               9 – 5,8       
                        = —————  x 100%
                                   9
                        = 35,56%

Comments

Popular posts from this blog

Anatomi dan Histologi (Ayam dan Domba)

Biokimia Dasar (Protein)