Belajar Mencari Tuhan Dari Orang Jepang
Oleh : Prof. Dr. Budi Santosa Purwokartiko Pagi saya mulai dengan menulis cerita, lalu balas-balas komen di FB. Tidak mau larut, saya lanjut menyapu halaman belakang rumah dan lihat kebun yang ternyata ada pisang masak. Lanjut mengantar anak ke lapangan ITS. Lagi hangat-hangatnya menyimpan memori dari Jepang, jelas saya kaget melihat sampah bertebaran di depan lapangan futsal indoor dan di depan kantor bank di sisi depan stadion. Saya tidak sedang menjelekkan. Sekedar membandingkan. Dan banyak terjadi di tempat lain. Kemarin di Jepang melintasi sekian puluh kilometer cuma saya temukan satu sampah plastik yang tercecer. Semua serba bersih. Lalu saya lihat disekitarku di Surabaya pemandangan yang kontras. Maka saya ingat lagi celoteh dua teman saya di Facebook sebaiknya umat islam umroh dan haji ke Jepang biar bisa melihat bagaimana negeri yang yang sudah jadi. Celoteh yang bagi sebagian orang langsung membuat merah kupingnya. Tapi bagi saya itu celoteh cerdas.